Sabtu, 10 Juli 2021

Catatan si bon 10 Juli 2021

Kalo kata pepatah, "run allow me to set my mind free" itu bener. Semenjak rutin lari minimal 10km, pikiran saya bebas dari pikiran buruk, dan alhamdulillahnya jarang sakit. Beda sekali dengan pola lari saya ketika asal sejam, yang penting sejam. entah berapa jarak yg di tempuh dan kecepatan berapa, pokoknya sejam. Ditambah lagi saya saat itu masih hobi sekali Vaping.

Memang tidak ada hubungannya dengan lari, namun tinggal di Sentul memberi dampak lain terhadap pola pikir. Disaat semua orang membaca berita corona tiap hari, saya lebih baik mengisinya dengan joging pagi. Kebetulan trek di rumah saya intensitasnya tinggi karena banyak tanjakan curam.

Berada di ketinggian 220 Meter membuat sentul sangat sejuk dari fajar sampai sekitar pukul 12an. Baru terik sekali sampai teduh di pukul 4 sore. Jika bangun subuh buka pintu, hidung saya langsung bersin bersin. Mungkin teorinya pergantian udara ekstrim atau pembersihan jalur nafas. Ambil sepatu lari lalu tancap gas.

Trek saya di mulai dari keluar gerbang cluster, lalu belok kanan ke arah pinggir tol jagorawi. Lalu menembus arah cimahpar bogor lalu belok kiri yang mengarah ke Bukit sentul. Elevation saja sudah lumayan 100m. Kalau dilanjut sampai pertigaan yang mau ke rainbow hills, sekitar 4,6Km jaraknya. Saya belum pernah coba trek yag lurus ke arah atas, jadi belok kiri ke arah sentul city.

Kalau lari pagi sekitar jam 6an, sangat jarang kendaraan bermotor yang lewat. Lebih banyak sepeda roadbike yang tujuannya adalah ke kilometer 0 Sentul. Lokasi tersebut menjadi sangat favorite bagi pesepeda karena treknya yang menantang dan pemandangan indah dari bukit melihat kawasan sentul. Namum, kalau sudah jam 7 pagi, jalanan ini banyak sekali motor ngebut. Saya harus berapa kali bilang istigfar sambil lari, sudah pasti ngos ngosan lah yau.

Dari jalan bukit sentul sampai ketemu jalan besar sentul city sekitar 2,5Km. memang jalannya lurus aja sih, namun turunan nya ini lebih pegel dari pada tanjakannya. Pace saya bisa 3Km-an kalau melewati turunan ini. Ga mungkin ditahan doong, kalo ditahan situ emang kuat buat napakin jijit tapi gravitasi kebawah?

Setelah sentul city sudah dicapai, saya lalu berbelok melawan arah dan menyebrang jalan ke arah data center Telkomsigma. Disini juga menantang, dari titik yang tadi saya nyebrang masuk ke arah dalam (pokoknya patokannya bola bola gede warna warni) sampai pasar Ahpoong itu jaraknya 2Km. Lumayan sedep juga tanjakannya. tapi disinilah kalau menurut saya kawasan paling keren dari sentul city. Soalnya kemaren-kemaren saya kenalan sama si Samudih, tukang bubur berlincense.

Saya cerita sedikit soal Samudih, dia ini kalo pagi kerjaannya bikin status whatsapp isinya petuah islamiah, lalu dilanjut dengan kartun tukang bubur naik motor dan latar belakang yang diskotik banget warna nya. Memang ga banyak yang bisa di ceritain dari si Samudih ini selain rasa buburnya yang enak tapi istri saya bilang ga enak. Tapi samudih ini diem-diem suka liatin postingan saya juga di insta story. 

OH iya sampai lupa, biasanya trek saya sampai sentul city lalu jalan kaki masuk ke jalan kampung yang saya lupa nama desa nya. Sampai ke perempatan kampung di cluster saya, ada tukang jamu andalan. Namun akhir-akhir ini udah jarang banget jualan, kira-kira kenapa ya? misterius sekali. Sama kayak tukang combro yang janji mau kerja jadi pembantu, tiba-tiba ngilang WA ga dibales, ga pernah jualan lagi. Misterius sekali orang-orang sini.

Ya gitulah, tulisan ini dibuat tanggal 10 Juli 2021.

Catatan si bon 10 Juli 2021

Kalo kata pepatah, "run allow me to set my mind free" itu bener. Semenjak rutin lari minimal 10km, pikiran saya bebas dari pikiran...